Bisa dibilang dalam dua musim terakhir manajemen Arema mengalami masa-masa terberat. Setelah Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober, Arema kehilangan banyak pemasukan. Musim ini menjadi puncaknya.
Selain kehilangan beberapa sponsor, mereka belum bisa bermain di Malang. Karena Stadion Kanjuruhan tengah direnovasi. Sementara Stadion Gajayana, Kota Malang tidak memenuhi standart kelayakan untuk Liga 1. Selama bermain di Bali, mereka hanya didukung segelintir suporter.
Kondisi ini membuat manajemen harus memutar otak untuk menghidupi tim. Sampai saat ini, manajemen Singo Edan masih bisa memenuhi kewajiban dengan membayar gaji dan operasional tim. Namun, mereka juga melakukan penghematan di beberapa hal.
“Bagaimana caranya kita bisa bertahan ditengah dinamika yang ada saat ini? Satu-satunya adalah dengan beradaptasi. Kami optimistis dan realististis bagaimana Arema FC berpikir jauh kedepan tentang keberlangsungan klub,” jelas Yusrinal Fitriandi.
Recent Comments