Yuyud Purjiarto juga berharap aturan pelarangan suporter tandang bisa lebih ketat. Hal itu dilakukan guna memberikan efek jera kepada suporter tim yang sudah nekat datang ke stadion.

“Kami juga takut karena sudah jelas di Pasal 51 ayat 6 peraturannya, sudah sangat jelas dan mungkin bisa diperjelas di peraturan disiplin untuk denda sehingga membuat jera suporter tim yang mudik,” ujarnya. dikatakan.

Namun, kata Yuyud, situasi ini sebenarnya tidak mudah. Bahkan, hingga pekan kedua BRI Liga 1, segelintir suporter masih nekat datang dan melakukan berbagai upaya untuk masuk ke dalam stadion.

“Ya kata calo, hanya saja menitipkan atau pinjam KTP yang sudah beli atau pesan beli yang punya KTP Sleman. Untuk antisipasi, kalau masih sistem online, biasanya melalui screening NIK, pembelian KTP Sleman,” terangnya. .

“Nggak salah juga kalau pesanan dari Perpol 10 harus dijual online supaya bisa terdeteksi KTP-nya. Ya susah banget kita lihat jaringnya seperti apa. Padahal, pertandingan pertama PSS di Bali sudah banyak. Suporter Sleman, Persis versus Persebaya, banyak Bonek di Stadion Manahan,” lanjut Yuyud.